SEDIH...!! 7 Anak Dan 3 Bayi Jadi Korban Sriwijaya Air,Salah Satu Nya Anak Ini
TRIBUNNEWSMAKER COM - Sebuah jaket anak-anak berwarna pink dengan gambar Minnie Mouse menjadi baju anak yang ditemukan kali pertama bersama puing-puing Sriwijaya Air, Sabtu (9/1/2021).
Jaket mungil tersebut tampak utuh di antara badan pesawat yang hancur total.
Kondisinya yang utuh pun mencuri perhatian dan membuat hati trenyuh.
Belakangan diketahui jika jaket tersebut adalah milik seorang bocah bernama Yumna.
Jaket tersebut ditemukan kali pertama oleh penyelam Kopaska di laut Kepulauan Seribu.
Yumna menjadi salah satu korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air bersama ibunya, Ratih Windania.
Keduanya diketahui akan kembali ke Pontianak, Kalimantan Timur setelah menghabiskan waktu liburan di Jakarta
Dalam beberapa unggahan Ratih di Instagram sebelum menjadi korban, Yumna tampak beberapa kali mengenakan jaket merah muda itu.
Bahkan, Yumna pun memakainya saat berada di bandara.
Ratih sendiri berada dalam daftar manifes di urutan ke-53
Sebelum terbang, ia membagikan momen perpisahannya dengan keluarga.
Terdengar beberapa kali ibu dua anak ini mengatakan 'daa.. daa..'.
Daa.. daa.. byebye keluarga semua, kita pulang kampung dulu ya," ucap Ratih.
Sebelum itu, Ratih juga membagikan status di WhatsApp-nya bersama Yumna.
Sudah puas ya nak liburannya, sekarang kita pulang," tulis Ratih.
Seperti diketahui, tujuh anak-anak dan tiga bayi turut serta dalam kecelakaan Sriwijaya Air jatuh, Sabtu (9/1/2021) sore.
Hingga Minggu (10/1/2021) serpihan pesawat dan baju anak-anak mulai ditemukan.
Serpihan pesawat dan properti diduga milik penumpang Sriwijaya Air SJ 182 ditemukan di antara Pulau Lancang dan Laki oleh KRI Kurau, Minggu (10/1/2021).
Barang bukti berupa serpihan ban pesawat dan pakaian anak-anak tersebut kemudian diserahkan oleh Komandan KRI Kurau, Mayor Nurochim kepada Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI Marsekal Rasman selaku SAR Mission Coordinator (SMC).
SMC selanjutnya menyerahkan barang bukti tersebut kepada tim DVI untuk diselidiki lebih lanjut," tulis keterangan rilis tim SAR yang diterima Kompas.com, Minggu.
Hingga kini, tim SAR gabungan masih melakukan pencarian di Last Know Position (LKP) kawasan Kepulauan Seribu.
Dengan ditemukannya beberapa bagian dan properti diduga milik penumpang Sriwijaya Air SJ-182 ini, menambah daftar benda-benda asing yang telah ditemukan.
Sebelumnya, benda-benda yang telah ditemukan dan diduga menjadi bagian dari pesawat SJ-182 di antaranya, serpihan pesawat, puing-puing kabel, tangga darurat, pecahan ban hingga potongan kulit tubuh manusia.
Detik-detik Jatuhnya Sriwijaya Kata Saksi
Hari itu, Sabtu (9/1/2021) sore, hujan turun deras di kawasan sekitar perairan Kepulauan Seribu.
Tiba-tiba, suara mirip dentuman petir terdengar sangat keras, disusul jendela-jendela rumah warga yang turut bergetar.
Tak ada yang curiga ada hal buruk telah terjadi.
Semuanya teteap beraktivitas seperti biasa sampai layar kaca mengabarkan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 hilang kontak di sekitar rumah mereka.
Dugaan itu terbukti adanya setelah tiga nelayan yang balik dari mencari kepiting menyaksikan keanehan saat melaut.
Disampaikan salah satu penduduk Pulau Lancang, Junaenah (40), kaca jendela rumahnya ikut merasakan getaran dahsyat itu.
"Hari itu hujan campur angin kencang, tiba-tiba ada suara 'duar' keras sekali sampai kaca rumah bergetar," tukasnya, dikutip TribunMataram.com dari Kompas.com.
"Ya Allah suara apa itu," lanjut Junaenah.
Meski terkejut, ia dan anak-anaknya tetap memilih berada di dalam rumah lantaran hujan mengguyur deras
Sekira pukul 16.00 WIB, rombongan nelayan yang juga menjadi saksi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182 itu pun bertolak pulang.
Hendrik Mulyadi, salah satu dari tiga nelayan yang ada di lokasi terlihat masih syok atas apa yang dilihatnya.
Dia akhirnya yakin, apa yang dilihatnya adalah detik-detik Sriwijaya Air jatuh ke laut.
"Hujan cukup besar, saat kami bertiga sedang konsentrasi mengambil bubu (alat penangkap rajungan)," kenangnya.
"Tiba-tiba seperti kilat ke arah air disusul dentuman keras dan puing berterbangan bersama air. Ombaknya tinggi sekali," tambah Hendrik.
Tak pelak, insiden itu membuat Hendrik dan kedua temannya terdiam dan syok.
Mereka bertanya apa yang baru saja terjadi.
Bahkan mengira ada bom yang jatuh ke laut dan meledak.
Tidak ada sama sekali suara mesin pesawat mendekat yang didengar Hendrik.
Pun dengan kobaran api atau asap.
Yang ada hanya aroma seperti bahan bakar yang diciumnya.
"Suara mesin nggak ada, gak kelihatan api, hanya asap putih, puing berterbangan, air berombak besar, dan aroma bahan bakar." lanjutnya.
Walaupun tidak mengalami kerugian dari kecelakaan Sriwijaya Air SJ 182 tersebut, Hendrik mengaku masih terguncang mengingat kejadian itu.
Saking syoknya, ia menjadi tidak doyan makan dan tak bisa tidur nyenyak.
Untuk saat ini, Hendrik juga belum lagi melanjutkan aktivitasnya mencari rajungan seperi biasanya. (TribunMataram com/ Salma)