Astagfirullah...!! 30 Tahun Tinggal Di Becak , Kakek ini Makan Dari Hasil Sedekah
Merdeka com - Menjalani masa tua dengan hidup nyaman dan tenang bisa jadi merupakan impian semua orang. Tak perlu khawatir soal bagaimana bisa makan, bahkan untuk urusan tempat tinggal.
Sayangnya, hidup tak selamanya berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Ada kalanya kita tidak punya pilihan untuk memiliki kehidupan yang seperti apa, karena terhimpit kondisi yang sulit.
Barang kali ini lah yang dialami oleh Naibaho. Kakek asal Kota Medan yang harus berjuang untuk bertahan hidup diusianya yang sudah renta. Kakek Naibaho ini sehari-harinya bekerja sebagai tukang becak kayuh di Kota Medan.
Mirisnya, Ia sudah puluhan tahun hidup dan tinggal di becak yang Ia jadikan sumber pendapatannya itu karena tak memiliki rumah. Kisah pilu kakek Naibaho ini dibagikan lewat video yang diunggah oleh akun Instagram @medanheadlines.news pada Jumat (16/10) lalu dan membuat warganet iba.
Berikut kisah kakek Naibaho selengkapnya.
Tinggal di Becak Sejak Tahun 1990
Ketika ditanya oleh seorang pemuda, kakek Naibaho bercerita jika dirinya sudah menjadi tukang becak kayuh sejak tahun 1985. Pekerjaan ini lah yang menjadi tumpuan utama untuk kakek Naibaho bertahan hidup di kerasnya lingkungan Kota Medan.
Hal yang membuat hati miris adalah, kakek Naibaho ternyata tak memiliki tempat tinggal atau rumah. Ia mengaku, sudah sejak tahun 1990 hidup dengan menjadikan becaknya sebagai tempat tinggal.
"Kira-kira tahun 1990 sudah tinggal di becak ini," ujar kakek Naibaho di video itu.
Dari Awal Tahun Hanya Hasilkan Rp70 Ribu
Untuk menambah penghasilannya, kakek Naibaho juga mencoba menjual jasa tambal ban dan mengumpulkan botol bekas untuk Ia belikan nasi bungkus.
"Kalo ada yang bisa ditempel (tambal ban), ya tempel," katanya.
Namun, pekerjaan apapun yang Ia lakoni demi menambah penghasilannya, tetap saja tak pernah cukup untuk memenuhi kebutuhannya.
Kakek Naibaho mengatakan, dari awal tahun hingga saat ini, kakek Naibaho hanya bisa mengumpulkan uang Rp70 ribu dari hasil menarik becak setiap hari.
"Saya imlek sampe sekarang ini, narik becak ini hanya dapat Rp70 ribu," ujarnya dengan nada sedih.
Meski dihimpit kondisi yang sulit, Ia mengaku tetap bersyukur.
Mengandalkan Makanan dari Pemberian Sedekah
Hidup serba kekurangan, membuat kakek Naibaho tak selalu bisa mengisi perutnya dengan makanan ketika Ia lapar.
Ia mengaku sehari-harinya sangat mengharapkan sedekah nasi kotak dari para dermawan saat Ia tak punya uang. Bahkan saat tak ada, Ia bisa tak makan seharian.
"Kalo aku dah kecapean, aku nggak makan. Kadang ada yang ngasih makan, berhenti, ngasih. Tapi ya nggak tiap hari. Yang pasti tiap hari Jumat lah dapat. Banyak orang sedekah," katanya.
Bermimpi Ingin Punya Kontrakan
Tiga puluh tahun hidup di jalanan bersama dengan becaknya, menyisakan kepiluan bagi kakek Naibaho. Meski rasanya tidak mungkin, Ia punya mimpi suatu saat bisa memiliki kontrakan untuk Ia tempati.
"Pokoknya dimana saya capek, saya tidur di situ. Saya pengen bisa punya kontrakan," tutupnya.
Sumber Dari Merdeka com