HEBOH..!! Presiden Prancis Hina Islam,Komentar Terbaru Gunaka Bahasa Arab Lewat Akun Twitter Nya
Hal tersebut ia publikasikan Minggu (1/11/2020) melalui Twitternya. Ia kembali menegaskan mendukung kemampuan berpikir, menulis dan menggambar di negaranya karena adalah hak dan kebebasan.
"Mereka menyebut saya bahwa saya 'mendukung kartun yang menghina Nabi'. Saya mendukung kemampuan menulis, berpikir, dan menggambar dengan bebas di negara saya, itu adalah hak dan kebebasan kami. Saya menyadari ini bisa mengejutkan," katanya sebagaimana ditulis di akun @EmmanuelMacron.
Ia menilai banyak kebohongan yang keluar soal Prancis dan soal apa yang ia katakan. Itu katanya tidak dapat diterima.
"Saya melihat banyak kebohongan, dan saya ingin menjelaskan hal-hal berikut: Apa yang kami lakukan sekarang di Prancis adalah memerangi terorisme yang dilakukan atas nama Islam, bukan Islam itu sendiri," tegasnya lagi.
"Terorisme ini telah merenggut nyawa lebih dari 300 warga kita."
"Para ekstremis mengajarkan bahwa Prancis tidak boleh dihormati. Para pelaku mengajarkan bahwa wanita tidak setara dengan pria dan bahwa gadis kecil tidak boleh memiliki hak yang sama dengan anak laki-laki."
"Saya memberi tahu Anda dengan sangat jelas: (Ini) tidak (bisa) di negara kita."
Sebelumnya, Macron telah memicu kontroversi sejak awal September. Saat itu, ia mengajukan UU untuk 'separatisme Islam' di Prancis.
Macron sempat berujar bahwa 'Islam adalah agama yang sedang mengalami krisis di seluruh dunia'. Karenanya pemerintahnya akan mengajukan rancangan undang-undang pada bulan Desember untuk memperkuat undang-undang tahun 1905 yang secara resmi memisahkan gereja dan negara di Prancis.
Hal bertambah ruwet dengan dimunculkannya kembali karikatur yang disebutnya Nabi Muhammad oleh Charlie Hebdo. Seorang guru di Prancis dipenggal karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad di kelas yang ia pimpin, seraya berbicara soal kebebasan.
Macron kembali berkomentar soal ini. Ia berujar sang guru 'dibunuh karena kaum Islamis menginginkan masa depan kita'.
Ini menyebabkan kecaman diberikan ke Macron oleh sejumlah pemimpin negara Arab dan mayoritas Muslim. Boikot produk Prancis juga terjadi di Yordania, Qatar, Kuwait dan Turki.
Terbaru seorang pria yang diidentifikasi migran asal Tunisia berusia 21 tahun menyerang gereja Basilika Notre Dame di Prancis. Ia membunuh tiga orang.
Ini membuat Prancis mengumumkan status darurat. Warga diminta menghindari pusat kota. Patroli militer juga dtambah.
Sumber Dari Cnbc Indonesia