Ustadz Abdul Somad Marah, Kutip Kalimat Keras: Pembuat Karikatur Nabi Muhammad Orang Dungu
TRIBUNJABAR ID - Protes umat Islam terhadap pemerintah Perancis yang membiarkan warganya membuat kartun Nabi Muhammad SAW belum padam.
Meskipun Samuel Paty, guru yang mengajarkan kepada murid-muridnnya dengan cara menunjukkan karikatur Nabi Muhammad SAW sudah dipenggal.
Orang yang berani memenggal guru tersebut adalah Abdoullah Anzorov, pemuda berusia 18 tahun, dan tak lama setelah itu dia ditembak mati.
Dai kondang Ustadz Abdul Somad bereaksi terhadap kasus penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW.
Melalui akun Instagramnya, Ustadz Abdul Somad memporsting tulisan berjudul Azhar Tegas Tolak Negosiasi Perancis."
Isinya, Dubes Perancis memohon kepda kepada Grand Syaikh Al-Azhar Syaikh Ahmad Thayib agar membantunya untuk menghentikan gelombang boikot produk-produk Prancis.
Namun beliau menolak dan menjawab, "Kami tidak menerima negoisasi terkait kasus penghinaan terhadap Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, dan Macron harus segera meminta maaf."
"Kata Syaikh Ali Jumah, "Orang yang menggambar dan menistakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang dungu anaknya orang dungu dan orang tuanya telah gagal mendidiknya," tulis Ustadz Abdul Somad.
Pada netizen yang menyimak unggahan itu pun ikut berkomentar.
Kebanyakan mereka mendukungaksi boikot produk-produk dari Pernacis.
Pemuda Pemenggal Guru Tunjukkan Kartun Nabi
Di hari-hari menjelang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, viral di grup WahatsApp nama pemuda pemenggal seorang guru di Paris, Perancis yang mengajarkan kartun Nabi Muhammad SAW dalam mata pelajaran sejarah.
Pemuda bernama Abdoullakh Anzorov, berusia 18 tahun, di dalam grup WhatsApp ditulis sebagai pahlawan dan mujahid karena keberaniannya memenggal kepala guru bernama Samuel Paty.
Tak lama setelah aksi pembunuhan itu, Abdoullakh Anzorov ditembak mati oleh polisi Perancis.
Sosok Abdoullakh Anzorov yang ditembak mati polisi adalah remaja 18 tahun yang lahir di Moskwa tapi berasal dari Chechnya, selatan Rusia.
Menurut jaksa anti-teror Jean-Francois Ricard, tersangka telah diberikan status pengungsi di Perancis dan mendapat izin tinggal 10 tahun sejak awal 2020.
Aksi pemenggalan kepala guru di Paris Perancis itu bermula dari protes masyarakat yang mendapati guru bernama Samuel Paty menunjukkan kartun Nabi Muhammad dari majalah satir Charlie Hebdo ke para muridnya di kelas.
Insiden yang terjadi pada Jumat sore (16/10/2020) langsung menggegerkan Perancis dan dunia.
Berikut adalah empat fakta kasus tersebut yang diketahui sejauh ini, dilansir dari pemberitaan AFP.
1. Siapa korbannya?
Samuel Paty (47) adalah guru sejarah dan geografi di Conflans-Sainte-Honorine yang berlokasi di luar Paris. Ia sedang dalam perjalanan pulang dari sekolah ketika diserang.
Sebelumnya pada awal Oktober dia mengajar di kelas tentang kebebasan berekspresi, dengan menunjukkan karikatur Nabi Muhammad kepada murid-muridnya.
Semasa hidupnya ia mendapat pujian dari para sesama pengajar dan murid karena keahliannya sebagai guru, sementara kepresidenan Perancis mengatakan akan ada hari khusus untuk memberi penghormatan ke Paty.
2. Siapa pelakunya?
Tersangka bernama Abdoullakh Anzorov yang ditembak mati polisi. Ia adalah remaja 18 tahun yang lahir di Moskwa tapi berasal dari Chechnya, selatan Rusia.
Menurut jaksa anti-teror Jean-Francois Ricard, tersangka telah diberikan status pengungsi di Perancis dan mendapat izin tinggal 10 tahun sejak awal 2020.
Badan intelijen tidak mengenalnya dan tidak ada catatan tentangnya, tapi jaksa menerangkan Abdoullakh pernah merusak fasilitas umum dan melakukan tindak kekerasan saat masih di bawah umur.
Ricard melanjutkan, ada sebuah akun di Twitter yang dikonfirmasi benar itu adalah milik Abdoullakh Anzorov.
3. Kenapa gurunya jadi target?
Menurut Ricard, ada seorang ayah dari salah satu murid di sekolah itu yang menggalang kampanye online agar Paty dipecat akibat kasus kartun tersebut.
Dia menemui kepala sekolah dan di media sosial menyerukan serangan ke Paty lalu bersikeras sudah saatnya "menghentikan" perilaku seperti itu.
Ricard menerangkan, bukti awal menunjukkan pelaku mondar-mandir di luar sekolah pada Jumat sore dan bertanya ke sejumlah murid di mana dia bisa bertemu Paty.
Sejauh ini tidak ada indikasi adanya hubungan antara pelaku dengan sekolah.
4. Siapa saja yang ditangkap?
Total 9 orang telah ditahan untuk diinterogasi, termasuk sang ayah yang mengajukan komplain terhadap Paty.
Ricard mengatakan, saudara tiri perempuan orangtua itu bergabung dengan ISIS di Suriah pada 2014 dan telah menjadi subyek surat perintah penangkapan.
Seorang pria lain yang ikut berpartisipasi dalam video yang diunggah ayah tersebut untuk meminta Paty dipecat juga sudah ditahan bersama istrinya. Pria itu menemani si ayah untuk mengajukan komplain ke Samuel Paty.
Sementara itu empat kerabat tersangka yakni adik laki-laki, kakek, dan kedua orangtuanya juga ditahan untuk diinterogasi. Baca juga: Beredar Foto Abdoullakh Anzorov, Remaja Chechnya 18 Tahun Pemenggal Guru di Perancis
Tanggapan Pemimpin Muslim Perancis
Ketika kecaman dan aksi yang semakin gencar dilayangkan terhadap Perancis terkait kartun Nabi Muhammad SAW, Presiden Dewan Muslim Perancis, Mohammed Moussaoui, justru mendesak sesama muslim untuk mengabaikan kontroversi tersebut.
Presiden Dewan Muslim Perancis, Mohammed Moussaoui, dilansir dari Kompas.com, mengatakan, sebaiknya sesama muslim untuk mengabaikan kartun Nabi Muhammad tersebut.
Sikap itu dianggapnya lebih baik daripada menggunakan kekerasan dalam sejumlah aksi di tengah kemarahan umat Islam, atas munculnya kembali masalah kartun Nabi.
Moussaoui lantas mengingatkan bahwa karikatur semacam itu memang diizinkan berdasarkan hukum Perancis.
"Undang-undang yang sama ini tidak memaksa siapa pun untuk menyukainya, juga tidak melarang siapa pun untuk membencinya," kata Moussaoui dalam sebuah pernyataan.
Moussaoui menyarankan umat Islam untuk mengikuti teladan Nabi Muhammad, yang menurut tradisi Islam mengabaikan hinaan ketika banyak sekali orang yang mengejeknya.
“Bukankah lebih sejalan dengan teladan Nabi yang mengabaikan karikatur ini dan menganggapnya tidak ada hubungannya sama sekali dengan Nabi kita?” tanya dia.
Akar permasalahannya bermula ketika seorang laki-laki asal Chechnya memenggal kepala seorang guru bernama Samuel Paty.
Paty dibunuh karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW kepada para muridnya di dalam kelas.
Atas kejadian pembunuhan itu, Presiden Perancis, Emmanuel Macron mengatakan negaranya tidak akan berhenti menerbitkan atau membicarakan kartun yang menggambarkan Nabi Muhammad SAW.
Guru sejarah itu menunjukkan kartun kepada para muridnya dalam pelajaran kebebasan berekspresi.
Pernyataan Macron ini menimbulkan gelombang kritikan dan protes di sejumlah negara termasuk di Irak, Palestina, Libya dan Suriah.
Pernyataannya juga menimbulkan seruan sejumlah negara untuk memboikot produk Perancis.
Di beberapa negara Muslim, politisi dan tokoh lainnya telah melakukan serangan kepada para pemimpin Perancis.
Mereka menuduh Perancis anti-Islam dan menyerukan boikot produk-produk dari Perancis.
Arab Saudi pun mengecam keras kartun Nabi Muhammad, penerbitan yang dibela oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron, menyusul pemenggalan seorang guru tersebut.
Pernyataan dari pejabat kementerian luar negeri Saudi seperti yang dilaporkan kantor berita SPA Selasa (27/10/2020) menyebutkan kerajaan "mengecam penggambaran yang menyinggung terkait Rasul umat Islam, Muhammad...atau nabi-nabi yang lain.
" Kerajaan juga "menolak upaya untuk mengaitkan antara Islam dan terorisme," sebut pernyataan itu dengan tambahan negara itu juga "mengecam segala bentuk terorisme, siapa pun pelakunya."
Saudi juga menyebut "kebebasan berpikir dan kebebasan kultural adalah satu hal yang harus dijunjung dengan saling menghargai, toleransi dan damai."
Namun Saudi tidak menyebut nama Perancis dalam pernyataan itu.
Kecaman juga dikeluarkan Qatar dan Maroko serta Turki.
Sumber Dari https://jabar.tribunnews.com