MasyaAllah..Kisah Anak Yatim Piatu Menjadi Sarjana Yang Selalu Mengamalkan Surah Al-Waqiah Dan Sholat Dhuha
MasyaAllah kekuatan sholat Dhuha dan baca Surat Al-Waqiah
Di tengah kesulitan yang ia alami selama menempuh pendidikan banyak keluarga yang memintanya untuk menikah saja. Uni dengan tegas menolak saran tersebut, ia berkata tegas "Saya memang tidak punya orang tua, tapi saya masih punya Allah SWT"
Nurwahyuni Cole (23 tahun), mahasiswi Jurusan Sejarah Peradaban Islam, Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin menjadi perbincangan warganet.
Pasalnya, beredar viral fotonya bersimpuh di makam orang tua dengan seragam wisuda viral di media sosial.
Kepada Suarasulsel.id, Uni sapaan Nurwahyuni menceritakan kisah hidupnya yang sarat akan pembelajaran. Dari kisah saat mendaftar kuliah sampai bisa sarjana.
"Masyaallah Kak. Kekuatan dari salat dhuha dan Surah Al Waqiah. Selalu saja diberi pertolongan Allah," kata Uni, Minggu (27/9/2020).
Sebagai anak yatim piatu, usaha Uni untuk menempuh pendidikan sampai ke jenjang universitas bukanlah hal yang mudah. Dia bahkan tidak percaya mampu melewati semua proses tersebut dalam menyelesaikan kuliah.
Waktu pertama kali harus bayar SPP, Uni hanya mengantongi uang sebesar Rp 500 ribu. Uni berharap bisa masuk mahasiswa kategori 1.
Ternyata, pengumuman menyebut Uni masuk dalam kategori 3. Akibatnya, ia harus membayar SPP sebanyak Rp 1.100.000.
"Saya sudah putus asa. Tidak bisa kuliah. Tiba-tiba ada orang baik yang mau bantu saya. Tambah uang SPP. Hari itu hari terakhir pembayaran SPP," ungkap Uni.
Selama kuliah, jika uangnya menipis, Uni harus menunaikan puasa. Agar tetap bisa membayar sewa angkutan pete-pete ke kampus. Jika tidak punya uang, terpaksa ia akan berjalan kaki dari rumah ke kampus.
"Alhamdulillah nanti dapat rejeki dari orang lain," katanya.
Beberapa keajaiban yang dirasakan Uni, diyakini berkat selalu melaksanakan ibadah salat dhuha dan juga membaca Surah Al Waqiah.
Uni mengaku tidak malu meski ia harus memulung dengan mengumpulkan kardus bekas untuk dijual. Hal yang terpenting uangnya bisa untuk biaya kuliah.
"Alhamdulillah banyak hal-hal baik yang menghampiri saya. Banyak orang-orang baik. Saya tidak bisa bilang satu per satu," katanya.
Setelah wisuda pada 21 September 2020, Uni mengunjungi makam orang tuanya. Dan berbagi kebahagiaan sudah jadi sarjana.
Memakai toga dan seragam wisuda, Uni memeluk nisan kedua orang tuanya. Momen ini pun direkam oleh sepupu Uni yang turut menemaninya.
Uni tinggal di Desa Lempangang, Kabupaten Gowa bersama dengan sang kakak. Keterbatasan ekonomi membuat Uni harus bekerja keras. Tidak hanya untuk biaya kuliah, tapi juga demi mencari uang untuk maka.
Untuk itu, Uni mengaku tidak malu mengumpulkan kardus bekas untuk dijual. Uangnya ditabung untuk membayar biaya kuliah.
Oleh keluarganya, mulanya Uni tidak didukung untuk melanjutkan kuliah. Bahkan Uni diminta untuk segera menikah sebagai jalan keluar dari permasalahan ekonomi.
"Tapi saya berpikir itu bukan satu-satunya jalan. Kupilih jalan ku sendiri. Saya mengambil keputusan untuk kuliah," kata Uni.
Uni mengaku kuliah dengan modal keyakinan dan juga tekad yang kuat. "Saya memang tidak punya orang tua. Tapi saya masih punya Allah," katanya.
Uni mengaku sudah bekerja keras sejak ia duduk di bangku SD dengan bekerja di toko. Ia juga membantu pemilik toko membungkus gula pasir demi mendapatkan uang.
Ayah Uni meninggal saat dirinya duduk di kelas 3 SD, kemudian waktu kelas 2 SMA, ibunya meninggal dunia.
Setelah kisah dan fotonya viral, Uni mendapatkan banyak tawaran. Sejumlah orang menawarkan beasiswa untuknya melanjutkan studi. Bahkan ada pula yang menawarkan pekerjaan kepada Uni.
"Alhamdulillah banyak hal-hal baik yang menghampiri saya. Kalau bisa kuliah sambil kerja," katanya.
Melalui akun instagramnya @unii_nurwhynii, Uni mencurahkan segala isi hatinya setelah berhasil berjuang menjadi sarjana. Berikut postingannya yang membuat warganet terharu.
Senin, 24 Agustus 2020.
Alhamdulillah S.Hum
Menikah menurut mereka adalah jalan keluar untuk saya pada saat itu, tapi saya berpikir itu bukan satu-satunya jalan, maka kupilih jalanku sendiri.
Saya mengambil keputusan untuk kuliah, yah walaupun sempat nganggur setahun dan keputusanku itu tidak direstui oleh mereka, yah saya tau alasan mereka apa.
Saya kuliah hanya bermodalkan keyakinan dan kemauan. Saya memang tdak punya orangtua, tapi sya masih punya Allah.
MasyaAllah untuk semua perjuangan, usaha, kerja keras, dan doa. Dan Alhamdulillah untuk pencapaian sampai dititik ini.
Terimah kasih untuk jiwa yg kuat selama ini. Wajah yg selalu tersenyum dibalik banyaknya masalah yg datang, kaki yg selalu siap jalan kaki, dari ujung jlan A sampai ujung jalan Z, terimah kasih krna tdak pernah lelah.
Terimah kasih Tuhan, Saya memang tak seberuntung mereka tapi saya beruntung diberi jiwa yg kuat darimu.
Terimah kasih Alm Bapak dan Almrh Mama, saya bangga menjadi anak kalian, walau kalian berdua tidak ada disampingku melihat perjuanganku selama ini, tapi saya sudah membuktikan pada kalian bahwa anak perempuan mu ini bisa.
Saya juga bisa sampai ditahap ini berkat campur tangan dari orang-orang baik di sekelilingku. Terimah kasih banyak dariku.
Seorang anak yg tidak punya orangtua yang selama ini orang lain katakan padaku bisa membuktikan, bahwa "Anak yatim piatu" sepertiku bisa menyelesaikan kuliahnya.
Sarjana dan Ipk memang tidak menjamin kesuksesan, tetapi semua itu memiliki peluang untuk mendapatkan kesuksesan. Tiap orang memiliki keberuntungannya masing2. Dan saya percaya itu.
Selama ada kemauan dan dibarengi dengan usaha dan doa, yakin saja pertolongan Allah akan datang.
Yakin bahwa "orang yg berikhtiar akan mendapatkan jalan yg terang"
#ThePowerOf Dhuha
#ThePowerOf Qs. Al Waqiah
Sumber Dari Wajibbaca com